Organisasi FinTech adalah organisasi yang menggunakan teknologi untuk meningkatkan layanan dan proses keuangan mereka. Ini adalah salah satu sektor dengan pertumbuhan tercepat di dunia saat ini dengan pangsa pasarnya diperkirakan akan meningkat dua kali lipat di tahun-tahun mendatang. Dengan meningkatnya pangsa pasar, pertanyaan yang muncul adalah bagaimana dengan keamanan aplikasi FinTech? Bagaimana seseorang dapat membuat aplikasi yang aman dan menghindari pencurian data dan malware lainnya? Ingin memahami segala sesuatu yang perlu diketahui tentang keamanan aplikasi FinTech? Baca terus untuk mengetahui lebih banyak.
FinTech mencakup semuanya mulai dari perbankan seluler,
transaksi e-com, perdagangan, asuransi hingga cryptocurrency. Meskipun bank dan
pelanggan tradisional dengan senang hati beradaptasi dengan teknologi yang
berkembang, industri fintech menjadi target utama bagi peretas dan penipu.
Faktanya, 70% perusahaan FinTech menekankan bahwa masalah nuklir mereka adalah
keamanan data.
Tetapi itu tidak berarti bahwa mengembangkan dan memelihara
aplikasi adalah mimpi buruk. Dengan memberikan beberapa fitur utama prioritas
yang layak, aplikasi dapat tetap terlindungi dari pelaku kesalahan dan
pencurian.
Segalanya yang Perlu Diketahui tentang Keamanan Aplikasi
FinTech: Beberapa Tip untuk Pengembangan Aplikasi FinTech
Untuk membangun aplikasi yang aman, seseorang harus
mengintegrasikan keamanan di setiap lapisan proses aplikasi. Semua anggota tim
proyek harus memastikan keamanan proses.
Paksa pengguna untuk menggunakan kata sandi yang rumit
Gunakan otentikasi dua faktor yang kompleks
Lacak semua alamat IP, lokasi, dan info perangkat pengguna
Gunakan autentikasi alternatif seperti pemindaian retina dan
perangkat lunak pengenalan wajah
Pantau terus transaksi dan laporkan yang mencurigakan
KODE AMAN
Karena data penting akan disimpan di server dan perangkat
pengguna yang membuat algoritme yang kuat harus menjadi prioritas utama. Kode
harus gesit dan mudah dibawa-bawa di antara dua perangkat. Kode harus secara
teratur diperiksa untuk setiap celah.
Berikut adalah beberapa praktik yang dapat ditanamkan untuk
meningkatkan keamanan aplikasi:
1. Sertakan Validasi Input
Validasi input akan mencegah penyerang menyuntikkan kode
berbahaya ke aplikasi Anda. Ini adalah salah satu langkah keamanan yang sangat
direkomendasikan untuk pengembang.
2. Mencegah kontrol akses yang rusak
Kontrol akses harus didefinisikan dengan jelas saat
membangun aplikasi fintech yang aman. Kegagalan dalam langkah dapat menyebabkan
akses data yang tidak sah.
3. Lindungi dari injeksi SQL
SQL masih efektif di kalangan peretas dan karenanya tidak
boleh diabaikan. Cara terbaik untuk menguji kerentanan suatu aplikasi adalah
dengan melakukan serangannya sendiri pada aplikasi dan memeriksa apakah mereka
berhasil atau tidak.
4. Amankan data sensitif
Langkah utama adalah menentukan data mana yang lebih
sensitif dan membutuhkan keamanan tambahan. Di antara berbagai tindakan yang
digunakan untuk memperkuat data yang aman, memasang sertifikat SSL di situs
adalah metode yang paling umum. Beberapa langkah lainnya adalah menggunakan
firewall aplikasi web dan menghindari transfer data dalam bentuk teks yang
jelas.
KEAMANAN INFRASTRUKTUR
Memahami segala sesuatu yang perlu diketahui tentang
keamanan aplikasi FinTech, pertama-tama kita harus memastikan infrastruktur TI
yang andal dan aman untuk mencegah peretas mencegat arus dan untuk mendapatkan
reputasi sebagai pengembang yang tangguh.
Di bawah ini adalah beberapa cara terbaik untuk mencapainya:
1. Memelihara sistem operasi secara teratur:
Berbagai sistem operasi yang digunakan oleh perusahaan
fintech seperti Windows, Ubuntu, CentOS, dll, adalah tulang punggung keamanan
infrastruktur. Sistem operasi mengirimkan pembaruan keamanan dan kelemahan
keamanan kepada pengguna sebagai peringatan. Bagian ini harus ditingkatkan
dengan memperbarui semua pembaruan sistem secara konsisten.
2. Simpan server hanya untuk hal-hal penting:
Jangan menginstal aplikasi atau perangkat lunak yang tidak
perlu di server. Sambil menambahkan lebih banyak bobot ke server, celah juga
ditambahkan secara tidak terlihat yang pada gilirannya memberikan beban kerja
kepada tim keamanan. Selalu jaga agar tetap minimal.
3. Perhatikan komponen pihak ketiga:
Pengembang harus mulai mengelola API pihak ketiga sedini
mungkin. Mereka perlu terus dipantau dan diperbarui. Rencana cadangan harus
disimpan jika ada kerentanan yang ditemukan.
4. Lindungi server web:
Server aplikasi adalah target utama penyerang. Semua file
sistem, file OS, atau log lainnya harus disimpan di drive terpisah. Untuk
mencegah serangan seperti Cross-Site Scripting (XXS) dan injeksi data,
Kebijakan Keamanan Konten (CSP) dapat diterapkan.
5. Gunakan HTTPS
Sertifikat SSL HTTPS sangat penting untuk semua jenis lalu
lintas web, terutama lalu lintas terkait tekfin karena memastikan enkripsi
komunikasi antara browser dan server. Faktanya, raksasa teknologi google bersikeras
untuk menggunakan sertifikat SSL https.
INTEGRASI KEAMANAN DALAM ALUR KERJA REGULER
Beberapa survei keamanan berulang kali menegaskan bahwa
ketidaksadaran karyawan organisasi menjadi kerentanan utama terhadap serangan
siber. Sebuah klik sederhana pada URL yang tidak aman memiliki kekuatan untuk
membahayakan keamanan seluruh organisasi.
0 Komentar